Rabu, 02 Januari 2013

Mengaku Dosa! (lagi, lagi..)

Entah kenapa hari ini (2/1) sangat merasa hina dihadapan-Nya.
Mulai dari seluruh nikmat yang Dia berikan padaku, rasanya kurang aku syukuri dengan penuh syukur. Antara lemah dan bimbang, selalu dihadapkan dengan "ketidaktegasan" dalam pengambilan keputusan. Mendahulukan perasaan daripada dalil yang kebenarannya telah ditentukan. Hari ini, baru sehari setelah mencanangkan diri pada tahun #mengejar rahmatNya, tapi sudah begini, sudah kalah dengan ujiannya. Dan memilih mengalah daripada melawan salah. Hufft....terus selanjutnya gmn? Bagaimana dengan tagline #mengejar rahmat? Apa hanya sekedar tagline saja? Semangat saja? Atau pamer dan semua orang menilai kamu sok iman? (hanya diam dan merenungi).

Hari ini, hari yang hina,
Hari ini, diawali dengan mata yang melihat pada yang haram,
yang telah ditentukan bahwa itu adalah haram bagimu,
Dari mata turunlah ke hati yang selalu merasa ingin tahu,
terus ingin tahu, hingga ia tak dapat dikendalikan, dan terus mencari tahu,
menikmati segala cerita dan pengalamannya, sadar atau tidak bahwa memang menikmati.
Puaslah diri karena nasfu telah menjiwai, hingga terus tak sadarkan diri,
Lupa atau memang menikmati kelupaan, Dia yang maha kaya ditinggalkan.
Haha, rugi dah, tengkulak paling kaya sejagad ini dilewatkan. Payah! Katanya #mengejar rahmat-Nya, ealah, sekedar tagline...
Lanjut meneruskan perjalanan ke kampus tercinta, dengan segudang janji dan amanah yang tak disukai. Janji untuk bisa datang tepat waktu meleset hingga lewat dari sebuah janji. Memakai alasan lama karena angkot yang tak bersahabat dengan waktu sehingga melegalkan ketidaktepatan waktu. Hmm, mestinya bisa diatur dan berubah daripada tahun sebelumnya, kan #mengejar rahmat, lagi-lagi sekedar tagline, haha...omong doang! Eh belum puas, ditambahlagi amanah yang ini sebenarnya harus dihindari. Kadang sebuah amanah itu tidak usah dijalankan sambil gerutu di setiap langkah perjalanan. Pantas saja tidak suka menjalankan amanah, ketika amanahnya menyalahi prinsip. Haha, atas dasar sungkan ya biarlah sekali ini saja, selanjutnya tidak! Tuh kan bimbangnya minta ampun. Sudah dah membiarkan mulut mengolah kata dan tangan menyodorkan data yang tak sesuai dengan realita. Apa-apaan ini, hati yang bergeming berlalu, dan muka pun lebih dulu malu, tertunduk dan semakin menghinakan dibanding rasa malu. Sudah dibilang bahwa yang beginian ini semua orang tak suka, bahkan Allah pun tak suka, tapi kenapa kamu memaksa untuk suka. Yah ketegasan hati memilih pinangan perasaan bersalah didulukan daripada siksa panas api neraka jahanam. Tidakkan lupa bahwa tangan, mulut, mata, dan anggota badan lainnya menjadi saksi bisu atas pertanggungjawaban sebuah amanah. Yahh, iya paham koq, tapi kenapa koq masih saja kalah. Pengennya surga ketemu bidadari-bidadari suci, eh mengalah dan merelakan diri dicuci dengan panasnya api. Niatnya baik, menolong tapi ndak sesuai dengan hati yang selalu terpaut olehNya. Bukan menolong ini, haha malah kecolongan.
Ooooooo, tidakkkkkkkkkk........, 
tidak mau lagi, maunya sekali ini, dan tak akan terulang lagi. Yakin ya..
Alam dan hati ini yang menjadi saksi.
Bisanya berpasrah diri..
Mengandalkan janjiNya, menambah setiap langkah ikhlas menuju panggilanNya,
berharap bahwa dosa yang tadi dan hari ini menguap dan berganti seperti hujan yang mencuci diri ini sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
Merunduk malu, bergeming dengan memujiNya, dan terus memujiNya, berharap bahwa Dia menangguhkan setiap salah, dosa dan maksiat.
Selalu seperti ini, setiap kesalahan yang terulang. Apa tidak bosan Engkau mendengarnya, pikirku. Prasangkaku baik saja lah, siapa yang paling murah maafnya, Dia yang mencap Dirinya paling murah, tak perlu khawatir. Tapi ya malu lah seharusnya, tiap hari tak berubah selalu dengan kesalahan, dosa dan maksiat lama.
Lalu mau apa lagi, ya harusnya gini, ini yang hanya bisa ini yang dilakukan, menatapnya dengan wajah malu, berharap Ia akan mengampuni.
Astaghfirulloh, Astaghfirulloh, Astaghfirullohal'adzim...
Ya rabbi, Ya Ghoffur...
Engkau yang murah pengampunannya,
Engkau yang murah rahmatnya,
Ampuni hambaMu yang dhoif ini.
Hamba mengaku berdosa hari ini ya rabb,
Tidak ada kebaikan yang hamba lakukan hari ini,
Yang bisa menyenangkanMu ya rabb,
Entah kenapa begitu sangat lemahnya iman ini,
Ya Rabb, yang meneguhkan setiap hati hambaNya.
Yang terus membolak-balikkan hati hambaNya,
Yang menguasai diri ini,
Engkau tahu hati hambaMu ini,
Engkau lebih tahu yang meliputi iman ini,
Hamba relakan diri ini Engkau Uji,
Dan hamba pasrahkan hati hamba untuk Kau bimbing,
Berharap ada sekecil kebaikan yang hamba lakukan hari ini,
Dan mencukupkan untuk bisa menggapai rahmatmu,
semoga ada dalam ibadah hari ini dan esok, yang bisa membinasakan dosa hari ini.
Ya rabb, yang meneguhkan iman ini,
Sungguh ujianmu akan semakin berat ya rabb, 
hamba hanya minta teguhkan iman ini,
teguhkan hamba untuk berpegang pada ajaranmu,
kuatkanlah azam ini dan seluruh muslim dunia ini ini rabb.
Amiin ya robbal 'alamin.


Bismillahirrohamnirrohim
Hari esok mesti lebih baik daripada hari ini.
Esok lebih banyak kebaikan yang mesti dilakukan.
Berharap ada perubahan kecil yang dilakukan,
Ijinkanlah hamba yang dhoif ini,
Melangkah menggapai rahmatmu.
Ya rabb, ya rabb, 
Deny sayang Allah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar