Selasa, 01 November 2011

HANYA SEBUAH PRASANGKA

Daun semilir tak pun bergoyang, tak menyambut angin yang sepoi-sepoi
Mendung pun malu-malu, tak segera merintihkan hujannya
Sibuk bukan berarti tak mensibukkan diri untukmu memberikan perhatian padamu
Yahhh.. Sadar dan menyadari sebuah kesalahan
Masih terlambatkan meminta dan memaafkan
Mungkin sudah sering kali tersakiti
Sehingga hati tak mau lagi kembali bergeming
Padahal masih ingatkah, serangkaian komitmen yang dibuat dulu
Saling mengingatkan dan mengevaluasi untuk kebaikan bersama
Ya sudahlah ....

Hai jiwa yang tersakiti,
kau begitu lemah dan tak berdaya sekarang
tapi kenapa masih menipu sendiri dan terus berpaling
Padahal pundak ini tercipta untuk menjadi sandaran
Sehelai kain pun disiapkan untuk mengusap kenangan buruk yang dilewatkan
Sebuuah nasihat pun dirangkai untuk menyemangatkan
Meskipun tangan ini tak bisa menyambut,
tapi yakinlah bahwa pandangan ini tak melewatkan bayangan dirimu

Atau mungkin masih belum tepat pada waktunya...
Tapi masih adakah kesempatan untuk kembali mengisi hari-hari ini,
dengan senyum dan rona cahayamu,
dengan riang dan ceriamu yang dulu,
hingga disuatu saat nanti, dipertemukan dalam sebuah persimpangan,
kembali menyapa dan melangkah bersama
Menunggu pada waktu yang tepat.
Hingga moment itu indah diwaktunya.

Deny - 1 November 2011  10.00 @ ruangan favorit "Kamar tidur" bersama dan ditemani "puss" yang datang secara tiba-tiba tidur di kasur di sebelahku...^.^

2 komentar:

  1. Wih wih wiih...
    Tak kusangka kau benar-benar lihai mengolah kata dan aksara, sahabatku. Aku yakin dengan sajak yang kau buat itu, tak ada satu muslimah pun yang mampu menahan daya pikatnya.

    Ibaratnya gini, kalau kau tanya salah satu dari mereka dengan pertanyaan: "MAUKAH KAMU...." (belum selesei ngomong)
    Pasti mereka langsung menjawab: "MAU!"

    *emang mau ngapain loh =P

    BalasHapus
  2. haduhhh..jadi malu ni ketahuan.
    ahahaha

    BalasHapus